E-
education dan E- learning , dua dari sekian banyak istilah yang mungkin bukan
sesuatu yang baru lagi bagi kita pada masa sekarang ini . Keduanya merupakan
istilah yang lazim digunakan untuk menjelaskan penggunaan IT di bidang
Pendidikan. Berbagai program dan aplikasi sudah banyak ditemukan secara terbuka
( gratis ) maupun berbayar yang berbasis teknologi ini. Jaringan internet yang
semakin hari semakin baik secara kualitas memberikan ruang yang cukup lebar
bagi pelaku pendidikan untuk menggunakan layanan ini secara mudah dan murah
tentunya.
Aplikasi
presentasi seperti powerpoint, adanya kemajuan teknologi ini sangat membantu
para guru untuk membuat kelas lebih menarik dan interaktif sehingga akan
menghasilkan murid yang lebih baik. Aplikasi edmodo, google form, ruang guru
dan masih banyak lagi dengan mudah ditemukan secara online. Penggunaan gadget, pc,
handphone, laptop dan semua perangkat teknologi tentu saja dapat membantu para
murid untuk mencari info kapan saja dan dimana saja
Namun
kenyataan di lapangan sungguh tidak seperti yang diharapakan. Kemudahan dan
akses layanan yang berkembang secara cepat di dunia ini ternyata tidak
diimbangi dengan jumlah para pelaku pendidikan sebagai pengguna aplikasi
semacam ini. Masih banyak tenaga pendidik yang buta terhadap sistem
pembelajaran dengan mengaplikasikan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar. Bisa
jadi ini terjadi karena masih banyak dari mereka yang belum mengerti pentingnya
teknologi dalam proses belajar mengajar dan biasanya dipengaruhi oleh rasa
ingin tahu yang kurang. Merasa kesulitan mengikuti seluruh perkembangan yang
terjadi menjadi penyebab paling banyak sebagai alasan tertutupnya wawasan
milenial mereka terhadap situasi yang terjadi sekarang.
Tuntutan
guru sebagai pendidik harusnya mampu beradaptasi dengan segala perubahan yang
terjadi dalam kehidupan masyarakat baik dalam hal budaya atau kultur, teknologi
maupun sarana lain yang terus mengalami perubahan secara cepat. Anehnya lagi
hal – hal konvensional tetap diandalkan sebagai satu – satunya metode yang
diterapkan di dalam kelas seperti mendengarkan ceramah dan mencatat di atas
kertas. Sistem konvensional ini seharusnya diiringi dengan pemanfaatan media
komunikasi multimedia.
Guru
tidak lagi menjadi satu – satunya sumber belajar, akan tetapi lebih tepat
menjadi fasilitator bagi siswa dalam belajar. Jaringan internet yang dapat digunakan
setiap saat memberikan keleluasaan bagi siswa untuk dapat memanfaatkan
program-program pendidikan yang disediakan di jaringan Internet kapan saja
sesuai dengan waktu luang mereka sehingga kendala ruang dan waktu yang mereka
hadapi untuk mencari sumber belajar dapat teratasi.
Kemudahan
dalam mengakses sumber informasi tidak lagi menjadi masalah bagi siswa dalam
memenuhi kebutuhan pengetahuannya. Perpustakaan digital yang disediakan secara
online bukan lagi persoalan dengan alasan memerlukan biaya mahal untuk
mendapatkannya. Adanya jaringan network ini memungkinkan seseorang di satu
tempat untuk mengakses perpustakaan di tempat yang berada sangat jauh dalam
seketika waktu dan biaya yang relative sangat murah.
Berapa
banyak cerita pengalaman anda tentang pemanfaatan internet dalam tugas, ulangan
harian, dan tugas lainnya untuk siswa?
Sipppp....
BalasHapusRoad to MGMP IPS Kab.Grobogan yang profesional dan inovatif ....
Semoga ke depan lebih banyak kegiatan2 yang memfasilitasi peningkatan kompetensi guru IPS di Kabupaten kita tercinta ini