PENDIDIKAN INDONESIA MENYONGSONG REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Masih tentang Revolusi Industri 4.0. Kali ini yang dibahas adalah masalah pendidikan di era 4.0. Juga masih tentang paparan materi dari Prof. Warsono tentang perubahan di jaman digital. Sungguh, penjelasan Prof. Warsono yang runtut dan jelas sangat membuka wawasan bapak ibu guru dalam memahami posisi pendidik dan pendidikan di era sekarang ini yang serba canggih dan cepat.
Kapan kita mengevolusi cara berpikir kita? Sekali lagi, bahwa perubahan adalah suatu kepastian. Sedangkan yang tetap dan tidak berubah adalah cara berpikir manusia. Apakah berpikir itu? Berpikir menurut Prof. Warsono, berpikir adalah menjawab pertanyaan ketika sedang ujian. Di situ sebenarnya kaidah bahwa kita benar-benar berpikir. Bukan tentang hal yang lain.
Dari zaman Yunani dan Romawi kuno, cara berpikir sudah melewati tahapan *5W+1H* yang kemudian disaring menjadi hanya *What, How and Why*. Siswa harus dibekali dengan pembelajaran konstruktif. Selalu mengulang kata-kata: seandainya aku.....seandainya aku... atau If I were you....secara berkali-kali. Kurikulum 2013 menegaskan bahwa akan menghasilkan generasi yang *cerdas, inovatif dan yang dapat menghasilkan perubahan-perubahan* dengan kegiatan *5M* nya. Mulai dari mengamati sampai mengkomunikasikannya. Cara tersebut dapat ditempuh melalui pemberian pertanyaan *HOTs*.
Hots atau Higher Order Thinking skill mengajak siswa untuk berpikir dan menghasilkan pertanyaan kritis. Pertanyaan kritis inilah yang diharapkan mampu melahirkan penemuan-penemuan baru. Jadi, kebiasaan yang harus ditanamkan dan dipelihara guru di dalam kelas adalah kebiasaan bertanya. Bagaimana caranya?
Menurut Prof. Warsono, paradigma mengajar guru harus dibalik. Kalau dulu guru adalah sebagai pusat belajar ( teacher centre), maka sekarang harus student centre. Caranya adalah memberi banyak banyak pertanyaan. Bukan lagi guru yang menerangkan. Tidak perlu lagi penjelasan dengan harus adalah...adalah...
Banyak contoh kalimat tanya yang mampu menggali jawaban siswa dengan melakukan pengamatan atau penelitian kecil-kecilan. Semisal: apa perbedaan kerbau dan sapi? Apa persamaan kerbau dengan sapi? Lalu, siapa yang lebih kuat? Maka, persilakan siswa mengamati suatu obyek, lalu buat pertanyaan. Anak TK pun tahu jawabannya. Biarkan siswa berimajinasi. Kumpulkan seluruh jawaban. Lalu generalisasikan dan simpulkan.
Tugas kita sebagai guru di abad milenial ini:
*01*. Melatih siswa dengan pertanyaan atau melatih siswa agar bertanya.
*02*. Kemudian mengumpulkan data.
Kedua hal ini sangat diperlukan mulai TK sampai perguruan tinggi. Data yang kita ambil berasal dari *rumusan masalah* atau *research question*. Rumusan masalah pasti berupa kalimat tanya. Kalimat tanya inilah yang harus dijawab oleh penelitinya. Pertanyaan *bagaimana* adalah pertanyaan yang menghendaki jawaban secara prosedural. Sedangkan pertanyaan *mengapa* adalah pertanyaan yang menghendaki jawaban kausalitas. Setiap data yang tampak perlu dianalisis. Guru terutama guru IPS harus mampu mengintegrasikan ilmu sejarah dengan ilmu geografi karena membicarakan hal yang secara bersamaan pasti ada keterangannya, yaitu ruang, waktu dan pelaku mulai kemarin, sekarang dan akan datang. Semua tetap dalam koridor student centre.
Lalu bagaimana agar siswa siap dan mau menjadi pembelajar yang efektif? Jawabannya, guru harus kreatif. Jadi guru sekarang lebih gampang. Tidak perlu hafal materi, demikian kata Prof. Warsono. Guru harus kreatif. Caranya adalah menyiapkan saja banyak pertanyaan.
Bagaimana dengan Revolusi Pembelajaran IPS di kelas? Cukup siapkan saja tiga (3) pertanyaan berikut:
*1*. Apa persamaannya?
*2*. Apa perbedaaannya?
*3*. dan Bagaimana?
Itulah yang dimaksud dengan Revolusi Pembelajaran IPS.
Kesimpulan yang dapat diambil dari pemaparan Prof. Warsono adalah,
*01*. Mari kita tumbuhkan dan peliharalah rasa ingin tahu siswa. Inilah yang disebut dengan kemampuan berpikir.
*02*. Pemikiran tidak berubah, tetapi hasil pemikiran itulah yang menghasilkan perubahan.
*03* Otak bukan lagi sebagai gudang penyimpan data, tetapi jadikan mesin untuk memproduksi pengetahuan-pengetahuan baru.
Itulah sekelumit notula yang dapat disampaikan di forum ini. Semoga dapat bermanfaat untuk membuka paradigma baru pembelajaran IPS di kelas kelas menjadi Revolusi Pembelajaran yang dinamis dan membuka cakrawala baru dalam memasuki Pendidikan di abad Revolusi Industri 4.0.
Siap tidak siap, harus siap....
Sumber : [ *REVOLUSI PEMBELAJARAN IPS* ]
Oleh: Elfi Zufrida (157)