Rabu, 21 November 2018

EXPO PENDIDIKAN SEKOLAH RUJUKAN 2018

Rabu, 21 November 2018, SMP Negeri 3 Purwodadi yang ditunjuk sebagai salah satu sekolah Rujukan di Kabupaten Grobogan, menyelenggarakan pameran pendidikan yang diberi label " EXPO PENDIDIKAN 2018" dengan tema " Momentum Kebangkitan Generasi Milenial sebagai Generasi Pembangunan yang Kuat dalam IMTAQ dan hebat dalam IPTEK".

Kegiatan yang bersamaan dengan peringatan Maulid Nabi ini diawali dengan Tausyiah Perayaan Maulid oleh Drs. H. Mahfudz, selaku guru agama di lingkungan sekolah SMPN 3 Purwodadi.

Acara seremonial EXPO dibuka oleh Kepala sekolah, Fathurrohim Nashoha, S.Pd.,M.M. dengan ditandai pemotongan pita yang terpasang di pintu masuk acara EXPO yang terdiri dari 22 Stand pameran yang semuanya disiapkan oleh siswa - siswa SMPN 3 Purwodadi kelas VII dan VIII.

Berkeliling melihat seluruh stand para tamu disuguhi beraneka ragam hasil kerajinan dan kreasi siswa yang sebagian besar terbuat dari bahan - bahan bekas yang sudah tidak terpakai.
Pemanfaatan barang - barang bekas ini berkaitan juga dengan SMPN 3 yang saat ini sedang berusaha untuk menjadi Sekolah Adi Wiyata.

" Luar biasa apa yang ditampilkan oleh para siswa." ungkap Riani Lorin,S.H., salah seorang guru yang tampak asyik menikmati hasil karya anak - anak pada kegiatan tersebut. " saya tidak menyangka anak - anak memiliki kemampuan seperti ini, benar - benar diluar dugaan saya", sambungnya.

Selain pameran hasta karya, beberapa Stand tampak menjual makanan ringan dengan harga yang relatif murah.
Kegiatan expo semakin meriah dengan pentas seni yang dipersembahkan oleh beberapa kelas yang menampilkan beberapa tarian dan lagu.

Galeri Foto





Rabu, 14 November 2018

PENGIMBASAN KEUNGGULAN SEKOLAH RUJUKAN

SMP Negeri 3 Purwodadi sebagai salah satu sekolah rujukan di Kabupaten Grobogan, seperti tertuang dalam Surat Keputusan Direktur Pembinaan SMP Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No. 2989/d3/KP/2018 tanggal 2 Juli 2018 berusaha untuk melaksanakan salah satu program kegiatan sekolah rujukan yaitu melaksanakan pengimbasan. 

Pengimbasan untuk 5 sekolah imbas yang telah ditunjuk oleh Dinas Pendidikan dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan Nomor 422/5427/C/2018 tanggal 10 September 2018 yaitu SMP Negeri 1 Grobogan, SMP Negeri 1 Toroh, SMP Negeri 2 Toroh, SMP Negeri 1 Tawangharjo, dan SMP Negeri 1 Penawangan.

Adapun program pengimbasan dilaksanakan dalam 2 tahap, yaitu pada tanggal 14 dan 27 November 2018. Materi pengimbasan tahap I tentang program unggulan yang ada di sekolah antara lain; 
1. Peningkatan Nilai Ujian Nasional
2. Ekstrakurikuler Marching Band
3. Ekstrakurikuler Sepak Bola
4. Standar Spiritual

Tahap II akan melakukan pengimbasan dengan materi;
1. Penilaian berbasis HOTS
2. Pendekatan STEM
3. Penguatan pendidikan Karakter dan GLS

Semoga seluruh kegiatan ini dapat berjalan lancar dan memberikan pemahaman kepada sekolah imbas unhtuk dapat menjadi referensi pelaksanaan kegiatan di sekolah nantinya.

Galeri Foto
 


Kamis, 08 November 2018

REVOLUSI PEMBELAJARAN IPS

PENDIDIKAN INDONESIA MENYONGSONG REVOLUSI INDUSTRI 4.0

     Masih tentang Revolusi Industri 4.0. Kali ini yang dibahas adalah masalah pendidikan di era 4.0. Juga masih tentang paparan materi dari Prof. Warsono tentang perubahan di jaman digital. Sungguh, penjelasan Prof. Warsono yang runtut dan jelas sangat membuka wawasan bapak ibu guru dalam memahami posisi pendidik dan pendidikan di era sekarang ini yang serba canggih dan cepat.

     Kapan kita mengevolusi cara berpikir kita? Sekali lagi, bahwa perubahan adalah suatu kepastian. Sedangkan yang tetap dan tidak berubah adalah cara berpikir manusia. Apakah berpikir itu? Berpikir menurut Prof. Warsono, berpikir adalah menjawab pertanyaan ketika sedang ujian. Di situ sebenarnya kaidah bahwa kita benar-benar berpikir. Bukan tentang hal yang lain.

     Dari zaman Yunani dan Romawi kuno, cara berpikir sudah melewati tahapan *5W+1H* yang kemudian disaring menjadi hanya *What, How and Why*. Siswa harus dibekali dengan pembelajaran konstruktif. Selalu mengulang kata-kata: seandainya aku.....seandainya aku... atau If I were you....secara berkali-kali. Kurikulum 2013 menegaskan bahwa akan menghasilkan generasi yang *cerdas, inovatif dan yang dapat menghasilkan perubahan-perubahan* dengan kegiatan *5M* nya. Mulai dari mengamati sampai mengkomunikasikannya. Cara tersebut dapat ditempuh melalui pemberian pertanyaan *HOTs*.

     Hots atau Higher Order Thinking skill mengajak siswa untuk berpikir dan menghasilkan pertanyaan kritis. Pertanyaan kritis inilah yang diharapkan mampu melahirkan penemuan-penemuan baru. Jadi, kebiasaan yang harus ditanamkan dan dipelihara guru di dalam kelas adalah kebiasaan bertanya. Bagaimana caranya?

     Menurut Prof. Warsono, paradigma mengajar guru harus dibalik. Kalau dulu guru adalah sebagai pusat belajar ( teacher centre), maka sekarang harus student centre. Caranya adalah memberi banyak banyak pertanyaan. Bukan lagi guru yang menerangkan. Tidak perlu lagi penjelasan dengan harus adalah...adalah...

     Banyak contoh kalimat tanya yang mampu menggali jawaban siswa dengan melakukan pengamatan atau penelitian kecil-kecilan. Semisal: apa perbedaan kerbau dan sapi? Apa persamaan kerbau dengan sapi? Lalu, siapa yang lebih kuat? Maka, persilakan siswa mengamati suatu obyek, lalu buat pertanyaan. Anak TK pun tahu jawabannya. Biarkan siswa berimajinasi. Kumpulkan seluruh jawaban. Lalu generalisasikan dan simpulkan.

     Tugas kita sebagai guru di abad milenial ini:
*01*. Melatih siswa dengan pertanyaan atau melatih siswa agar bertanya.
*02*. Kemudian mengumpulkan data.
Kedua hal ini sangat diperlukan mulai TK sampai perguruan tinggi. Data yang kita ambil berasal dari *rumusan masalah* atau *research question*. Rumusan masalah pasti berupa kalimat tanya. Kalimat tanya inilah yang harus dijawab oleh penelitinya. Pertanyaan *bagaimana* adalah pertanyaan yang menghendaki jawaban secara prosedural. Sedangkan pertanyaan *mengapa* adalah pertanyaan yang menghendaki jawaban kausalitas. Setiap data yang tampak perlu dianalisis. Guru terutama guru IPS harus mampu mengintegrasikan ilmu sejarah dengan ilmu geografi karena membicarakan hal yang secara bersamaan pasti ada keterangannya, yaitu ruang, waktu dan pelaku mulai kemarin, sekarang dan akan datang. Semua tetap dalam koridor student centre.

     Lalu bagaimana agar siswa siap dan mau menjadi pembelajar yang efektif? Jawabannya, guru harus kreatif. Jadi guru sekarang lebih gampang. Tidak perlu hafal materi, demikian kata  Prof. Warsono. Guru harus kreatif. Caranya adalah menyiapkan saja banyak pertanyaan.

     Bagaimana dengan Revolusi Pembelajaran IPS di kelas? Cukup siapkan saja tiga (3) pertanyaan berikut:
*1*. Apa persamaannya?
*2*. Apa perbedaaannya?
*3*. dan Bagaimana?
Itulah yang dimaksud dengan Revolusi Pembelajaran IPS.

     Kesimpulan yang dapat diambil dari pemaparan Prof. Warsono adalah,
*01*. Mari kita tumbuhkan dan peliharalah rasa ingin tahu siswa. Inilah yang disebut dengan kemampuan berpikir.
*02*. Pemikiran tidak berubah, tetapi hasil pemikiran itulah yang menghasilkan perubahan.
*03* Otak bukan lagi sebagai gudang penyimpan data, tetapi jadikan mesin untuk memproduksi pengetahuan-pengetahuan baru.

     Itulah sekelumit notula yang dapat disampaikan di forum ini. Semoga dapat bermanfaat untuk membuka paradigma baru pembelajaran IPS di kelas kelas menjadi Revolusi Pembelajaran yang dinamis dan membuka cakrawala baru dalam memasuki Pendidikan di abad Revolusi Industri 4.0.

Siap tidak siap, harus siap....

Sumber : [ *REVOLUSI PEMBELAJARAN IPS* ]
Oleh: Elfi Zufrida (157)

Kamis, 01 November 2018

LAPORAN KEGIATAN BINTEK JOGJA



Esensi utama perubahan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 adalah dengan perubahan metode pembelajaran. Konsep pembelajaran dalam kurikulum 2013 disiapkan untuk emngembangkan kompetensi peserta didik yang komprehensif meliputi kecakapan literasi, kecakapan abad 21 dan penguatan pendidikan karakter. Prinsip belajar dalam kurikulum 2013 adalah memfasilitasi siswa agar dapat mengkontruksi pengetahuan melalui langkah  - langkah pembelajaran, sehingga paradigma pembelajaran bukan lagi pada mengajarkan topik – topik yang akan diujikan ( teaching on the test).
Fungsi, tujuan dan kewajiban pemerintah untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu bagi bangsa Indonesia telah dilakukan oleh pemerintah dari waktu ke waktu. Rendahnya mutu pendidikan nasional, telah berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap rendahnya mutu dan daya saing sumber daya manusia (SDM) Indonesia pada bursa tenaga kerja global.

Galeri Photo kegiatan silakan lihat disini
Laporan Kegiatan


 

Blogger news

Blogroll

About